Friday, October 26, 2012

Sudah seimbangkah kita?

Assalamu'alaikum Wr Wb...Setelah sekian lama sudah tidak menorehkan beberapa kalimat di blog, akhirnya dimulai kembali kiprah dalam menulis. Langsung saja masuk ke Teee Kaaa Peee #ovj.style

===

Saya yakin pasti semua pernah menemui orang yang memiliki sifat (te~rla~lu~) bekerja keras dalam mencapai tujuan-tujuan dalam hidupnya, bahkan sampai-sampai melupakan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial dalam suka maupun duka (^_^). Beberapa pekerja keras tersebut bahkan sering kali mengabaikan kesehatan tubuhnya, entah itu lupa makan (makan aja lupa apalagi minum), kurang tidur (bahkan untuk waktu tidurpun di diskon #uwoouwoo), dan yang lebih 'sesuatu' lagi adalah lupa akan waktu ibadah #naudzubillaHi.min.dzalik.

Untuk contoh yang lebih nyata, saya coba ambil dari beberapa rekan saya.

===Si A===
Berwawasan luas dan giat belajar...namun sayang pergaulannya kurang bagus sehingga menyebabkan kurang disenangi oleh teman-temannya dan beliau sering kali menghabiskan waktunya untuk belajar hingga malam larut. Memang sebagian besar dari hasil ujian beliau mendapat nilai yang diatas rata-rata, tetapi ketika ada satu bidang studi yang nilainya masuk di kisaran rata-rata, kecewanya bukan main. Hal ini membuat teman-teman yang memiliki nilai di kisaran rata-rata menjadi kurang dihargai.

===Si B===
Aktifis di kegiatan non-akademis...memang kiprahnya yang luar biasa di dunia organisasi membuat dia dikenal di...tentunya di organisasinya dongs (^0^). Hal yang tidak bisa dipungkiri ketika memilih untuk lebih aktif ke dunia non-akademis maka harus mengorbankan waktu dari kegiatan akademisnya, sehingga membuat yang bersangkutan tidak mengikuti kegiatan akademis dengan baik. Akibatnya, beliau tidak mendapat hasil yang maksimal dalam nilai-nilai yang diraih pada hasil ujian beberapa bidang studi. Bukannya belajar dari pengalaman, beliau justru menambah kegiatan non-akademisnya, sehingga kegiatan akademisnya semakin keteteran.

===Si C===
Yang satu ini akademisnya bagus, non-akademisnya juga bagus, namun layaknya seorang manusia selalu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Beliau ini rentan sakit, harus menjaga pola makan, apa yang dimakan, dan istirahat yang cukup. Namun segudang kegiatan membuat beliau seringkali mengulangi kesalahan yang sama dan akhirnya sakit untuk beberapa hari, sehingga apa yang sudah diagendakan dengan rapih, tidak dapat berjalan sesuai rencana.

Dari ketiga tipe tersebut, memiliki satu persamaan, dimana? Mereka kurang bisa menyeimbangkan kebutuhan hidup mereka. Padahal Allah SWT berfirman:


"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? "
[Al-Mulk (67) : 3]

Dari ayat diatas, bisa diperhatikan bahwa "Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.", lalu mengapa sampai saat ini kita masih melihat ada orang-orang yang tidak seimbang dalam hidupnya?

YUP! Benar sekali...karena sebagian besar manusia masih mengikuti / terhasut oleh HAWA NAFSUnya sendiri, jangan setiap kali ada kesalahan setan yang disalahkan, karena menyalahkan pihak lain bukan merupakan sikap yang baik.

Maka dari itu ada baiknya, bagi kita untuk mencoba menyeimbangkan segala kebutuhan hidup kita, mulailah untuk membuat skala prioritas dan memperbaiki manajemen waktu juga kesehatan. Mau yang di sekolah, kuliah maupun kerja, semua harus bisa menyeimbangkan hidupnya.

Jangan pernah dipungkiri bahwa kita diciptakan didunia ini untuk...

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
[Adz Dzariyat (51) : 56]

Nah jelas...kan, untuk beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampai hal yang utama ini malah terlewatkan, setelah itu jangan lupa juga bahwa tubuh ini memiliki hak untuk istirahat. Apabila memilki keluarga maka jangan lupa bahwa keluarga juga berhak atas waktu kita. Hidup ini indah ketika sadar bahwa rizki itu tidak harus selalu dikejar atau dicari, hanya perlu untuk melihat sekitar dan bersyukur atas segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT.

Begitchuu... :3 #unyu2

Kalau bukan dimulai dari diri sendiri, masa iya mau menasehati orang lain? Kalau begitu nanti Allah SWT bisa murka terhadap kita. Koq begitu? Kan niatnya baik, saling mengingatkan dan menasehati. Niatnya memang baik tapi kalau dilakukan dengan cara yang salah, hasilnya tetap akan salah. Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita ke ayat selanjutnya...yang insyaAllah akan di publish pekan depan. 

Saya rasa untuk posting-an kali ini dicukupkan dahulu. Kurangnya saya mohon maaf...Wassalamu'alaikum wr wb