Monday, June 6, 2016

Memangnya cuma jodoh yang dijemput? Ilmu juga lho!

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan serta melindungi dan membimbing kita dalam setiap rencana dan aktifitas yang kita lakukan. Sebelumnya saya mohon maaf jika ada salah penulisan atau penempatan kata.

Tulisan ini ditujukan tidak lain dan tidak bukan, hanya semata-mata bentuk nyata dalam menunaikan tugas hamba Allah yang ada di surah Al-'Asr ayat 3, sebagai berikut :

"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
[Al-'Asr(103) : 3]

Yup, saling menasihati untuk kebenaran. Sebenernya yang saya lakukan juga bukan menasihati sih, lebih ke arah berbagi apa yang menurut saya benar dengan dasar-dasar yang insyaAllah memadai.

Sesuai dengan judul tulisan ini, tidak hanya jodoh namun ILMU juga sudah selayaknya kita jemput. Saya gunakan kata JEMPUT, karena ILMU itu sudah ada dimana-mana sehingga bukan di-CARI dan juga bukan di-TUNTUT, karena ilmu tidak melakukan kesalahan apa-apa sehingga jangan dituntut. (^_^)

Kenapa sih harus menuntut ILMU? Well, kalau mau dibahas lengkap, sesungguhnya air dilautan tidak akan cukup untuk menjadi tinta dalam mengungkapkannya. Singkat cerita, seperti yang ada pada ayat berikut :

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”
[Al Kahfi(18) : 110]

Ada 2 poin yang bisa kita cermati pada ayat tersebut :
  1. Mengerjakan amal saleh.
  2. Jangan mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.

Maka, dapat kita ambil pelajaran bahwa suatu amal perbuatan (إن شاء الله) akan diterima jika 2 syarat ini terpenuhi, (1) caranya sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan (2) niatnya “hanya” karena Allah SWT.

Sehingga, jika kita melakukan suatu amalan / perbuatan hanya dengan dasar niat karena Allah SWT, ternyata itu belum cukup kawan (jiye sok asik bener ye). Kita juga harus memiliki ilmu yang cukup terkait dengan perbuatan yang kita lakukan sehingga amalan tersebut mendapatkan pahala serta keridhoan Allah SWT.

Seperti yang disampaikan pada hadits berikut :

"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula".
[HR. Bukhari dan Muslim]

Sekarang, siapa sih yang tidak ingin berbahagia di DUNIA dan AKHIRAT? Hmm ( ^_^) (^_^ ). Jadi mari kita tanamkan semangat untuk MNEJEMPUT ILMU pada pribadi kita sehingga bukan hanya kebahagiaan DUNIA yang kita dapatkan, melainkan juga kebahagiaan di AKHIRAT #آمــين اَللّهُمَّ آمــين. Berhubung sekarang sudah memasuki bulan Ramadhan, mari kita jemput ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan. Mulai dari mana? Terserah kamu, yang penting terus semangat menjemput ilmu, sudah saatnya kita menjadi seseorang yang tidak hanya melakukan sesuatu karena “dari dulu diajarinnya begitu” ada baiknya jika kita tahu landasan-landasan tentang bagaimana / tata-cara suatu ibadah dilakukan.

Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga tulisan singkat ini dapat menginspirasi saya secara pribadi dan para pembaca secara umum. Jika ada yang salah itu datangnya dari saya dan yang benar itu datangnya dari Allah SWT. Saya mohon undur diri, dan sampai berjumpa dikesempatan berikutnya.


والله أعلمُ بالـصـواب
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

-14370901-

Thursday, July 30, 2015

Selay(ang) pand(ang) tent(ang) berdoa

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Berawal dari menonton sebuah video ceramah oleh Ust. Adi Hidayat Lc, MA dengan judul Cara Berdoa Rasulullah SAW Setelah Selesai Shalat Tahajud, saya tertarik untuk mencatat beberapa poin penting yang dapat menjadi bermanfaat bagi saya ataupun orang lain.

Ada 2 dalil yang menjadi dasar artikel ini:

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
[Al Baqarah(2) : 186]

"Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku,niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.
[Al Ghafir(40) : 60]

Dari kedua ayat tersebut telah gamblang disampaikan, bahwa berdoa merupakan kegiatan yang langsung diisyaratkan oleh Allah SWT. Di video tersebut dijelaskan secara menarik tentang kedua ayat tersebut, sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih dimengerti.

Kemudian, doa itu sendiri selalu berakhir pada sebuah jawaban:
  1. Langsung diberikan apa yang diminta
  2. Ditahan terlebih dahulu sampai kita dirasa pantas menerimanya
  3. Diberikan yang lebih baik diwaktu yang menurut Allah tepat
  4. Ditolak
Untuk yang poin 1 2 3, inilah dasarnya:

"Sesungguhnya Allah  malu bila seorang hamba-Nya membentangkan kedua tangannya untuk memohon kebaikan kepada-Nya lalu ia mengembalikan kedua tangan itu dalam keadaan hampa/gagal."
[HR. Ahmad 5/438]
dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1757

Untuk yang poin 4, 

Mengapa bisa ditolak?


Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anha berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik dan hanya menerima yang baik. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk (melakukan) perintah yang disampaikan kepada para nabi. Kemudian beliau membaca firman Allah, ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amalan yang shaleh. ’ Dan firman-Nya, ‘Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami anugerahkan kepadamu. ’ Kemudian beliau menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh (lama), tubuhnya diliputi debu lagi kusut, ia menengadahkan tangannya ke langit seraya berdoa, ‘Ya Rabbku, ya Rabbku’. Akan tetapi makanannya haram, minumannya haram, dan ia diberi makan dengan yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan.”
[HR. Muslim 1051]

Naaaaah, bisa jadi perangkat diri kita ini masih belum pantas meminta kepada Allah Yang Maha Suci sehingga doa apapun yang dipanjatkan akan tertolak. Lalu bagaimana cara mengetahui apakah jawaban doa kita yang ke 2 3 atau 4? والله أعلمُ بالـصـواب. Inilah salah satu kerennya islam. Setiap kemungkinan selalu membawa kebaikkan pada kita dan bisa jadi orang lain.

Kalau kita berfikir bahwa Allah menjawab dengan opsi nomor 2
Maka kita dilatih untuk bersabar

Kalau kita berfikir bahwa Allah menjawab dengan opsi nomor 3
Maka kita dilatih untuk berprasangka baik

Kalau kita berfikir bahwa Allah menjawab dengan opsi nomor 4
Maka kita dilatih untuk membenahi diri

Bahkan kalau Allah menjawab dengan opsi nomor 1
Maka kita dilatih untuk bersyukur dan selalu sadar bahwa semua ini terjadi atas kehendak Allah

So, mari kita semangat berdoa dan beribadah, dan niatkan apapun yang kita lakukan diniatkan untuk beribadah kepada Allah, اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ kita akan menjadi pribadi yang semakin disayang Allah. Semoga apa yang saya sampaikan dapat menjadi manfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

والله أعلمُ بالـصـواب
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Friday, October 3, 2014

Menyadari diri sendiri dengan mawas diri

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Apa kabar dunia? Teteuuuup asik hahay (cek di 01:51)

Kalau memabahas tentang kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan orang lain pasti tidak ada habisnya (ya iyalah, secara jumlah penduduk di bumi ini seabrek-abrek / seabreg-abreg), jadi lebih baik kita fokus terlebih dahulu untuk mawas/introspeksi diri sendiri yang kelak akan memiliki pengaruh untuk keluarga -> tetangga -> rt -> rw -> kelurahan/desa -> kecamatan -> kota/kabupaten -> propinsi/provinsi -> pulau -> negara -> benua -> dunia.


MAWAS DIRI...hemm

Dua kata yang sangat mudah diucapkan ataupun dituliskan, namun berat dalam pelaksanaan. Tapi tidak ada yang berat jikalau kita sudah fokus dengan apa yang akan kita dapat di akhir perjuangan ini. "Mengapa berat?" Banyak jawaban yang bisa dipakai untuk pertanyaan ini jadi tidak usah dibahas lah. Mari kita bahas pertanyaan "Untuk apa mawas diri?", kalau sudah JELAS apa yang akan didapat, umumnya akan lebih semangat dan yakin dengan jalan yang ditempuh. Layaknya sebuah usaha ataupun investasi, kalau hasil akhirnya jelas biasanya akan lebih diminati.


Lalu apa manfaat dari kegiatan MAWAS DIRI ini? 
...begini alurnya...

Dengan kita melakukan mawas diri, maka kita akan mengetahui kebaikan dan keburukan yang telah kita lakukan. (lanjut?)

Dengan kita mengetahui kebaikan kita, kita jadi bisa mempertahankan bahkan meningkatkan apa yang telah kita lakukan. (masih oke?)

Dengan kita mengetahui keburukan kita, kita jadi bisa mengurangi bahkan memperbaiki keburukan yang telah kita lakukan. (bagaimana?)

Jika dilakukan dengan konsisten dan persisten, إن شاء الله akan terbentuk pribadi yang memiliki karakteristik yang memiliki banyak kebaikan dan minim akan keburukan (eh koq minim? Kenapa tidak "tidak memiliki keburukan"? Karena manusia merupakan tempatnya SALAH dan LUPA) #okelanjut. Ketika pribadi dengan karakteristik terbentuk maka akan memberikan manfaat dalam setiap kehadiran pribadi tersebut dimanapun dia berada. NAH! inilah yang sudah sepatunya eh sepatutnya menjadi tujuan dari setiap insan.

"Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan berkata,”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah yang paling dicintai Allah swt?” Rasulullah saw menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan. Dan sesungguhnya aku..."
[HR. Thabrani]

Dengan menjadi ORANG YANG PALING DICINTAI ALLAH, apalagi yang kita khawatirkan? Karena hanya CINTA ALLAH lah yang sanggup membimbing, melindungi dan menentramkan kita.

--- oke cukup untuk pembukaannya ---

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
[Al Hasyr(59) : 18]

"hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya", saya rasa kalimat ini sudah sangat jelas dan tidak perlu diragukan lagi. Lalu mengapa masih ada orang yang jarang atau bahkan tidak pernah memerhatikan apa yang telah diperbuat? Padahal Allah sudah memerintahkan dengan jelas kepada seluruh hamba-Nya.

Maka dari itu mulai sekarang, yang belum mari mulai, yang sudah mari pertahankan, yang sudah mari tingkatkan, yang sudah mari ajak saudara/i kita, yang sudah mari buktikan bahwa dengan menyisihkan waktu untuk mawas diri, banyak pengaruh positif yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung.

KAPAN sebaiknya dilakukan ?
BAGAIMANA metode yang sebaiknya digunakan?

Mengenai dua hal tersebut, sangat banyak pendapat dan pertimbangan yang bisa digunakan, saya tidak akan menuliskan disini jawaban untuk kedua pertanyaan tersebut. Karena kedua pertanyaan ini akan terjawab dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, asalkan dengan tekad yang bulat dan usaha yang maksimal dan doa yang tulus. Anda akan menemukan jawaban yang berbeda-beda untuk setiap orangnya.

Oh iya! Beberapa waktu lalu saya menemukan kisah yang menarik terkait dengan mawas diri ini.

"Pada suatu hari ada seorang sahabat yang di tempat persinggahannya terdapat 2 ruangan kosong. Beliau sengaja mengosongkan kedua ruangan yang berdampingan tersebut untuk dilemparkan sesuatu. Tahukah teman2 apa yang dilakukan sahabat tersebut dengan kedua ruangan kosong tersebut??"

Akhir kata, mari kita saling mengingatkan dalam hal-hal yang baik. Saya yakin masih banyak kekurangan pada tulisan saya ini. Daripada menyita waktu Anda lebih banyak lagi, lebih baik kita akhiri saja (karena memang sudah bingung mau nulis apalagi hahaha) saya eL mohon undur diri, semoga bertemu dilain kesempatan yang tidak kesempitan #eh?!hha

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Thursday, September 25, 2014

KATAkan dan LAKUkan !

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Alhamdulillah, kembali bisa mengisi waktu dengan menulis, walaupun sebenarnya mengetik, tapi ya sudahlah,,,dilanjut saja biar apa yang akan saya sampaiakan, jelas, singkat dan padat juga bermakna.

Beberapa hari yang lalu, saya terlibat dalam pembicaraan seru dengan rekan-rekan sekantor. Dalam pembicaraan itu kami kurang lebih membahas tentang pemerintahan Indonesia yang disebarluaskan lewat media massa sangatlah memberikan penilaian yang negatif. Mungkin yang positifnya kalah dengan berita-berita negatif yang belum tentu benar juga.

Pembicaraan ngalor-ngidul pun terjadi, mulai dari korupsi yang besar hingga yang kecil, mulai dari pembuatan kebijakan hingga pelaksanaan kebijakan, mulai dari para penegak hukum hingga para pelanggar hukum.

Pada akhirnya celotehan kami pun berujung pada solusi yang tidak mungkin kami lakukan dengan posisi kami sekarang, sehingga harus menunggu untuk mendapatkan posisi yang lebih pas untuk melakukan solusi-solusi tersebut.

Padahal MULAI DARI SEKARANG pun, pasti ada yang bisa kita lakukan. Walaupun kecil atau sedikit, namun hal inilah yang akan membangun masa depan kita nanti. Kalau semisal hanya berceloteh dan tidak menghasilkan apa-apa. Bahkan hanya memberi saran tapi tidak melakukan saran tersebut dalam kehidupan pribadi. ALLAH pasti akan marah, jika kita hanya menyampaikan tapi tidak melakukan, sesuai dengan...

"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."
[As Shaff(61) : 2-3]

Nah sesuai dengan apa yang telah dijanjikan pada tulisan sebelumnya, besar harapan saya agar penulis sendiri dan para pembaca mencoba untuk berhati-hati dalam menasehati orang lain dan dilain sisi juga terus memperbaiki diri dengan mencoba mawas diri dalam setiap kesempatan yang ada. Karena tidak semua orang memiliki kesempatan emas untuk melakukan introspeksi diri ini.

Karena banyak efek positif yang dapat dirasakan ketika kita melakukan introspeksi / mawas diri / mutaba'ah ini. Agar tidak terlalu panjang tulisannya, mari kita akhiri terlebih dahulu, إن شاء الله akan dilanjut pada tulisan selanjutnya. Oleh karena itu saya eL mohon undur diri karena sudah waktunya kita untuk beristirahat wahai para pembaca yang budiman dan tutiwati. #apasih #mulaingaco

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Friday, October 26, 2012

Sudah seimbangkah kita?

Assalamu'alaikum Wr Wb...Setelah sekian lama sudah tidak menorehkan beberapa kalimat di blog, akhirnya dimulai kembali kiprah dalam menulis. Langsung saja masuk ke Teee Kaaa Peee #ovj.style

===

Saya yakin pasti semua pernah menemui orang yang memiliki sifat (te~rla~lu~) bekerja keras dalam mencapai tujuan-tujuan dalam hidupnya, bahkan sampai-sampai melupakan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial dalam suka maupun duka (^_^). Beberapa pekerja keras tersebut bahkan sering kali mengabaikan kesehatan tubuhnya, entah itu lupa makan (makan aja lupa apalagi minum), kurang tidur (bahkan untuk waktu tidurpun di diskon #uwoouwoo), dan yang lebih 'sesuatu' lagi adalah lupa akan waktu ibadah #naudzubillaHi.min.dzalik.

Untuk contoh yang lebih nyata, saya coba ambil dari beberapa rekan saya.

===Si A===
Berwawasan luas dan giat belajar...namun sayang pergaulannya kurang bagus sehingga menyebabkan kurang disenangi oleh teman-temannya dan beliau sering kali menghabiskan waktunya untuk belajar hingga malam larut. Memang sebagian besar dari hasil ujian beliau mendapat nilai yang diatas rata-rata, tetapi ketika ada satu bidang studi yang nilainya masuk di kisaran rata-rata, kecewanya bukan main. Hal ini membuat teman-teman yang memiliki nilai di kisaran rata-rata menjadi kurang dihargai.

===Si B===
Aktifis di kegiatan non-akademis...memang kiprahnya yang luar biasa di dunia organisasi membuat dia dikenal di...tentunya di organisasinya dongs (^0^). Hal yang tidak bisa dipungkiri ketika memilih untuk lebih aktif ke dunia non-akademis maka harus mengorbankan waktu dari kegiatan akademisnya, sehingga membuat yang bersangkutan tidak mengikuti kegiatan akademis dengan baik. Akibatnya, beliau tidak mendapat hasil yang maksimal dalam nilai-nilai yang diraih pada hasil ujian beberapa bidang studi. Bukannya belajar dari pengalaman, beliau justru menambah kegiatan non-akademisnya, sehingga kegiatan akademisnya semakin keteteran.

===Si C===
Yang satu ini akademisnya bagus, non-akademisnya juga bagus, namun layaknya seorang manusia selalu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Beliau ini rentan sakit, harus menjaga pola makan, apa yang dimakan, dan istirahat yang cukup. Namun segudang kegiatan membuat beliau seringkali mengulangi kesalahan yang sama dan akhirnya sakit untuk beberapa hari, sehingga apa yang sudah diagendakan dengan rapih, tidak dapat berjalan sesuai rencana.

Dari ketiga tipe tersebut, memiliki satu persamaan, dimana? Mereka kurang bisa menyeimbangkan kebutuhan hidup mereka. Padahal Allah SWT berfirman:


"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? "
[Al-Mulk (67) : 3]

Dari ayat diatas, bisa diperhatikan bahwa "Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.", lalu mengapa sampai saat ini kita masih melihat ada orang-orang yang tidak seimbang dalam hidupnya?

YUP! Benar sekali...karena sebagian besar manusia masih mengikuti / terhasut oleh HAWA NAFSUnya sendiri, jangan setiap kali ada kesalahan setan yang disalahkan, karena menyalahkan pihak lain bukan merupakan sikap yang baik.

Maka dari itu ada baiknya, bagi kita untuk mencoba menyeimbangkan segala kebutuhan hidup kita, mulailah untuk membuat skala prioritas dan memperbaiki manajemen waktu juga kesehatan. Mau yang di sekolah, kuliah maupun kerja, semua harus bisa menyeimbangkan hidupnya.

Jangan pernah dipungkiri bahwa kita diciptakan didunia ini untuk...

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
[Adz Dzariyat (51) : 56]

Nah jelas...kan, untuk beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampai hal yang utama ini malah terlewatkan, setelah itu jangan lupa juga bahwa tubuh ini memiliki hak untuk istirahat. Apabila memilki keluarga maka jangan lupa bahwa keluarga juga berhak atas waktu kita. Hidup ini indah ketika sadar bahwa rizki itu tidak harus selalu dikejar atau dicari, hanya perlu untuk melihat sekitar dan bersyukur atas segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT.

Begitchuu... :3 #unyu2

Kalau bukan dimulai dari diri sendiri, masa iya mau menasehati orang lain? Kalau begitu nanti Allah SWT bisa murka terhadap kita. Koq begitu? Kan niatnya baik, saling mengingatkan dan menasehati. Niatnya memang baik tapi kalau dilakukan dengan cara yang salah, hasilnya tetap akan salah. Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita ke ayat selanjutnya...yang insyaAllah akan di publish pekan depan. 

Saya rasa untuk posting-an kali ini dicukupkan dahulu. Kurangnya saya mohon maaf...Wassalamu'alaikum wr wb

Monday, January 2, 2012

tempoe doeloe adalah RESAH, sekarang GALAOE

Assalamu'alaikum Wr Wb

Wuaaah sudah lama tidak menulis disini, akhirnya Allah SWT mengizinkan saya untuk kembali berbagi, sebelum dilanjut jangan lupa tuk mengucap lafadz basmallah ya supaya Allah SWT mengiringimu dalam membaca blog ini (^_^)

give me JI, give me E, give me EL, give me E, give me YU, aaaaaaaannndd GALAU. Ya, GALAU sebuah kata yang nge-trend untuk beberapa waktu kebelakangan ini, pada zaman saya SD sampai MAN, sepertinya kata ini belum ada atau saya yang tidak sadar akan keberadaan kata ini, yang saya tau adalah RESAH (^0^) seperti sebuah lagu yang dilantunkan oleh Alm. Chrisye

"Resah dan gelisah, menunggu disini, disudut sekolah, tempat yang kau janjikan..."
[kisah-kasih di sekolah by. Alm. Chrisye]

Resah, ya R E S A H bukan GALAU, ya ini adalah salah satu perubahan bahasa yang cukup menarik, namun kurang lebih kedua kata ini hampir mewakili rasa yang sama, dan kali ini saya akan coba membahas bagaimana cara untuk mengobati rasa GALAU atau RESAH tersebut (O-O) #watch.n.learn

Pertama-tama kita akan bahas arti kata GALAU dan RESAH
  • GALAU menurut KBBI-online adalah  sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran)
  • RESAH menurut KBBI-online adalah  gelisah; tidak tenang; gugup; rusuh hati
Nah, dari sumber yang cukup terpercaya, kalau disimpulkan maka dua kata ini mewakili perasaan yang sama yaitu ketidak-tenangan hati dan fikiran, which is semua berawal dari hati.

Lalu bagaimana agar hati kita tenang, tentram, damai dan sejahtera? Yang pasti cerita dong ke temen deket, BAHAYAnya banyak yang salah memilih teman baik di zaman ini, banyak yang berpikir bahwa mereka sudah memilih teman baik mereka dengan BENAR, padahal sudah ada SANGAT JELAS, siapa yang SANGAT PANTAS dijadikan teman baik, yaitu AL-QUR'AN. Teman yang ini selalu memberikan solusi atas masalah-masalah yang kita hadapi, nih ada solusinya:

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. "
[Ar Rad(13) : 28]

Jadi ga usah bingung-bingung lagi, udah jelas caranya bagaimana kita supaya jauh dari rasa GALAU ataupun RESAH, cuma dengan

MENGINGAT ALLAH SWT a.k.a DZKIRULLAH
[bisa dengan tasbih, tahmid, takbir, istighfar, basmalah, ta'awudz, dan lain-lain]

Kalau emang kita niat pasti bisa koq
[translate dari kata mutiara yang biasanya ada di buku tulis]

Sekian dari saya eL, pamit mohon undur diri karena sebentar lagi sudah waktunya berbuka hhi,,,wassalamu'alaikum wr wb

Saturday, December 10, 2011

nih tips supaya ber-UNTUNG


Nah di postingan yang lalu kita sudah bahas, bagaimana kita bisa menjadi orang berUNTUNG yaitu dengan,,,(jeng2x),,,menjadi orang yang berTAQWA (^_^)b

Maka sekarang kita akan coba (sedikit) membahas tentang TAQWA

Apasih TAQWA?

Berasal dari Wiqoyah yaitu kalimat yang menunjukkan penolakan terhadap sesuatu. 
Al-Wiqoyah berarti apa yang menghalangi sesuatu.
(lihat LisanulArab: 15/403 dan Maqoyisul Lughoh: 6/131)

Maka, taqwa seorang hamba kepada Robbnya berarti menjadikan penghalang antara dia dengan apa yang ditakuti dari Robbnya berupa kemurkaan, kemarahan dan siksaanNya yaitu dengan cara,,,menta'atiNya dan menjauhi maksiat kepadaNya.
(lihat, Manhajul Anbiya' fii Tazkiyatin Nufus:28)


Dan pada hakikatnya, TAQWA adalah
Beramal dengan menta'ati Allah SWT berdasarkan cahaya ilmu dari Allah SWT dalam rangka mengharap pahalaNya serta menjauhi maksiat kepadaNya berdasarkan cahaya dari Allah SWT tersebut karena takut siksaanNya.

Umar ra pernah bertanya kepada Ubay bin Ka'ab ra tentang taqwa. Maka Ubay bertanya (balik): pernahkah engkau menempuh jalan yang berduri? Umar menjawab: tentu. Ubay bertanya lagi: apa yang engkau lakukan? Umar menjawab: hati-hati dan sungguh-sungguh. Maka Ubay berkata: itulah taqwa.

Seperti biasa pada blog ini, seusai dengan judulnya "Sampaikanlah Walau Satu Ayat" maka apa dong ayat yang berkaitan dengan tema kita kali ini, OOOoooooo tentu saja ada ini ayatnya (^0^)

"Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung."
[Al Baqarah(2) : 2-5]

Gimana udah jelaskan? Dari empat ayat tersebut ada lima
  1. Beriman kepada yang ghaib
  2. Mendirikan sholat
  3. Menafkahkan sebagian rezeki
  4. Beriman kepada kitab (Al Qur'an)
  5. Yakin adanya kehidupan akhirat

Alhamdulillah cuma lima...#lho?cuma?WHATS?

Yup dari pada ribuan atau ratusan, ISLAM itu mudah koq asal dijalani dengan IKHLAS dan SABAR e(^6^)?

#L.islamiclife