Friday, October 3, 2014

Menyadari diri sendiri dengan mawas diri

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Apa kabar dunia? Teteuuuup asik hahay (cek di 01:51)

Kalau memabahas tentang kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan orang lain pasti tidak ada habisnya (ya iyalah, secara jumlah penduduk di bumi ini seabrek-abrek / seabreg-abreg), jadi lebih baik kita fokus terlebih dahulu untuk mawas/introspeksi diri sendiri yang kelak akan memiliki pengaruh untuk keluarga -> tetangga -> rt -> rw -> kelurahan/desa -> kecamatan -> kota/kabupaten -> propinsi/provinsi -> pulau -> negara -> benua -> dunia.


MAWAS DIRI...hemm

Dua kata yang sangat mudah diucapkan ataupun dituliskan, namun berat dalam pelaksanaan. Tapi tidak ada yang berat jikalau kita sudah fokus dengan apa yang akan kita dapat di akhir perjuangan ini. "Mengapa berat?" Banyak jawaban yang bisa dipakai untuk pertanyaan ini jadi tidak usah dibahas lah. Mari kita bahas pertanyaan "Untuk apa mawas diri?", kalau sudah JELAS apa yang akan didapat, umumnya akan lebih semangat dan yakin dengan jalan yang ditempuh. Layaknya sebuah usaha ataupun investasi, kalau hasil akhirnya jelas biasanya akan lebih diminati.


Lalu apa manfaat dari kegiatan MAWAS DIRI ini? 
...begini alurnya...

Dengan kita melakukan mawas diri, maka kita akan mengetahui kebaikan dan keburukan yang telah kita lakukan. (lanjut?)

Dengan kita mengetahui kebaikan kita, kita jadi bisa mempertahankan bahkan meningkatkan apa yang telah kita lakukan. (masih oke?)

Dengan kita mengetahui keburukan kita, kita jadi bisa mengurangi bahkan memperbaiki keburukan yang telah kita lakukan. (bagaimana?)

Jika dilakukan dengan konsisten dan persisten, إن شاء الله akan terbentuk pribadi yang memiliki karakteristik yang memiliki banyak kebaikan dan minim akan keburukan (eh koq minim? Kenapa tidak "tidak memiliki keburukan"? Karena manusia merupakan tempatnya SALAH dan LUPA) #okelanjut. Ketika pribadi dengan karakteristik terbentuk maka akan memberikan manfaat dalam setiap kehadiran pribadi tersebut dimanapun dia berada. NAH! inilah yang sudah sepatunya eh sepatutnya menjadi tujuan dari setiap insan.

"Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan berkata,”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah yang paling dicintai Allah swt?” Rasulullah saw menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan. Dan sesungguhnya aku..."
[HR. Thabrani]

Dengan menjadi ORANG YANG PALING DICINTAI ALLAH, apalagi yang kita khawatirkan? Karena hanya CINTA ALLAH lah yang sanggup membimbing, melindungi dan menentramkan kita.

--- oke cukup untuk pembukaannya ---

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
[Al Hasyr(59) : 18]

"hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya", saya rasa kalimat ini sudah sangat jelas dan tidak perlu diragukan lagi. Lalu mengapa masih ada orang yang jarang atau bahkan tidak pernah memerhatikan apa yang telah diperbuat? Padahal Allah sudah memerintahkan dengan jelas kepada seluruh hamba-Nya.

Maka dari itu mulai sekarang, yang belum mari mulai, yang sudah mari pertahankan, yang sudah mari tingkatkan, yang sudah mari ajak saudara/i kita, yang sudah mari buktikan bahwa dengan menyisihkan waktu untuk mawas diri, banyak pengaruh positif yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung.

KAPAN sebaiknya dilakukan ?
BAGAIMANA metode yang sebaiknya digunakan?

Mengenai dua hal tersebut, sangat banyak pendapat dan pertimbangan yang bisa digunakan, saya tidak akan menuliskan disini jawaban untuk kedua pertanyaan tersebut. Karena kedua pertanyaan ini akan terjawab dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, asalkan dengan tekad yang bulat dan usaha yang maksimal dan doa yang tulus. Anda akan menemukan jawaban yang berbeda-beda untuk setiap orangnya.

Oh iya! Beberapa waktu lalu saya menemukan kisah yang menarik terkait dengan mawas diri ini.

"Pada suatu hari ada seorang sahabat yang di tempat persinggahannya terdapat 2 ruangan kosong. Beliau sengaja mengosongkan kedua ruangan yang berdampingan tersebut untuk dilemparkan sesuatu. Tahukah teman2 apa yang dilakukan sahabat tersebut dengan kedua ruangan kosong tersebut??"

Akhir kata, mari kita saling mengingatkan dalam hal-hal yang baik. Saya yakin masih banyak kekurangan pada tulisan saya ini. Daripada menyita waktu Anda lebih banyak lagi, lebih baik kita akhiri saja (karena memang sudah bingung mau nulis apalagi hahaha) saya eL mohon undur diri, semoga bertemu dilain kesempatan yang tidak kesempitan #eh?!hha

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ